SPA Indonesia 0274-584186

Penguat Jiwa: Tersenyumlah

Penguat Jiwa: Tersenyumlah


Admin 06 Mei 2024 11:48 325

Penguat Jiwa: Tersenyumlah

Ketika di pagi hari kita bangun dan mata kita masih berkedip, tangan kita bisa bergerak, kaki kita bisa melangkah, jantung kita masih berdetak, maka sungguh itu nikmat yang sangat luar biasa.

Maka sepantasnya begitu kita bangun dari tidur yang muncul dari hati kita adalah rasa syukur kepada Allah.

Seperti yang diajarkan Rasulullah, kita berdoa

“Alhamdulillahil ladzi ahyana ba‘da ma amatana wa ilaihin nusyur”

(Segala puji bagi Allah, Tuhan yang menghidupkan kami setelah Ia mematikan kami.)

Sungguh kita hidup tidak pernah tahu caranya hidup. Tahu-tahu hidup. Siapa yang menghidupkan? Allah.

Sebab itu tidak sepantasnya saat kita bangun di pagi hari yang muncul kesedihan. Sedih karena urusan dunia. Sedih karena memikirkan sempitnya hidup. Sedih karena merasakan banyak persoalan yang kita hadapi.

Ketika kita bangun dan kemudian hati kita sedih, hidup kita merasa susah karena urusan dunia. Maka sesungguhnya seolah-olah kita protes.

Kita tidak ridho terhadap keputusan Allah yang berlaku dalam hidup kita. Seolah Allah telah salah menempatkan kita dalam satu kondisi di pagi itu.

Rasulullah SAW mengingatkan kita semua bahwa barangsiapa yang bangun di pagi hari dan mengeluhkan sempitnya hidup maka seolah-olah orang itu protes, mengadu, tidak ridho kepada Allah. Dan barangsiapa dia pakai dibangun, lalu terhadap urusan dunia dia merasa sedih, maka sungguh orang itu dia di pagi itu membenci, tidak ridho kepada Allah.

Sebab itu di dalam kehidupan ini, sambutlah pagi dengan ceria. Sambutlah pagi dengan senyuman. Sambutlah pagi dengan kebahagiaan.

Lebih-lebih ketika di hadapan orang lain. Kita bertemu dengan teman, bertemu dengan kolega, bertemu dengan saudara, tampilkanlah wajah keceriaan itu.

Karena sungguh di dalam ceria itulah sesungguhnya rasa syukur kita diekspresikan. rasa terima kasih kita kepada Allah diwujudkan lewat wajah ceria yang kita tampilkan. Maka tersenyumlah!

Kata Rasulullah,

“Inna min khiyari ummati qauman yadhakuna jahran min sa’ati rahmatillah, wa yabkuna sirran min khaufi adzabi”

(Termasuk umat Nabi pilihan, tertawa lepas ketika bersama orang lain karena yakin dengan rahmat/pemberian Allah dan ketika sendirian dia menangis, takut akan siksa Allah.)

Sesungguhnya di antara umat terbaikku adalah orang-orang, satu komunitas, yang dia tertawa. dia tersenyum, tertawa lebar. Keras. Kenapa? Karena yakinnya dia atas luasnya rahmat Allah.

Besarnya persoalan yang dihadapi tidaklah menjadi besar ketika ketemu dengan luas rahmat Allah. Maka dalam sempit itu pun, dia tetap bisa tersenyum. dia tetap berbahagia dan ceria. Itulah orang terbaik.

Sebaliknya ketika dia sendiri bersama Allah, dia menangis. Kenapa? Sebab dia takut pada adzabnya Allah. Itulah orang terbaik.

Orang yang senantiasa ceria tersenyum bahagia di hadapan khalayak tetapi saat kemudian bersama Allah dia sadar atas kekurangan dirinya. sadar atas dosanya. kemudian muncullah tangisnya muncul rasa takutnya atas adzab Allah.

-Imam Khoiri / Sekretaris Yayasan SPA Indonesia-